Sulbar

Kemitraan Sebagai Kunci Keberlanjutan Industri Sawit

Beritanasional.ID, POLMAN – Kabupaten Pasangkayu merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Barat yang denyut nadi perekonomiannya banyak di pengaruhi oleh perputaran ekonomi karena industri kelapa sawit. Industri kelapa sawit sendiri masuk ke wilayah Pasangkayu tercatat mulai akhir tahun 1980an melalui program inti rakyat transmigrasi di Kecamatan Baras dengan perusahaan inti PT. Unggul Widya .

Berselang beberapa tahun kemudian PT Astra Agro melalui PT. Pasangkayu, PT. Mamuang ,PT.Letawa dan PT.Suryaraya Lestari juga mengikuti jejak PT. Unggul Widya mengembangkan industri kelapa sawit di Pasangkayu.

Saat ini tidak kurang dari 80.000 ha kelapa sawit telah tumbuh dan menjadi penopang perputaran ekonomi di Pasangkayu , dimana setengah diantaranya merupakan kebun masyarakat baik sebagai kebun plasma maupun swadaya yang tersebar hampir di setiap kecamatan di Pasangkayu.

Menurut Ir. Kaharuddin M.Si selaku pihak mantan pejabat Dinas Perkebunan Sulawesi Barat yang dari awal terlibat dalam pembangunan industri perkebunan kelapa sawit di Pasangkayu , kunci dari keberhasilan program adalah dengan pola kemitraan. Dengan kemitraan perusahaan sebagai inti akan mendapat jaminan pasokan Tandan Buah Segar (TBS) yang berkwalitas ,di sisi lain petani plasma atau swadaya sebagai mitra akan mendapatkan kepastian pemasaran dan kepastian pembayaran karena industri kelapa sawit ini merupakan salah satu industri strategis yang system penetapan harganya di lindungi dan di atur dengan Undang Undang.

Keuntungan lain dengan bermitra adalah perusahaan sebagai inti adalah perusahaan bersama sama dengan dinas terkait bisa melakukan pendampingan / penyuluhan teknis terkait dengan teknis budidaya tanaman sehingga bisa menghasilkan produksi yang maksimal.

Gati Martono , selaku salah satu manager kemitraan PT.Astra Agro menyadari betul akan pentingnya pola kemitraan tersebut .”Hubungan antara perusahaan dan petani yang setara akan memberikan jaminan pasokan TBS bagi perusahaan dan jaminan harga dan pembayaran bagi petani”, ujar Gati Martono.

“Kapasitas olah pabrik kelapa sawit (PKS) yang ada di Pasangkayu masih sangat bisa menampung produksi TBS masyarakat petani ,beberapa program kemitraan yang telah kami gulirkan untuk mendukung program tersebut antara lain , program kemitraan perbaikan infrastruktur , pengadaan pupuk tanaman dan pendampingan teknis budidaya”, tambah Gati Martono .

Salah satu kepala desa di Pasangkayu H. Thamrin membenarkan statement dari Gati Martono. “Terus terang pihak desa cukup di repotkan dengan banyaknya infrastruktur desa yang rusak , terutama akses jalan tani sementara dana desa tidak akan cukup jika dialokasikan untuk memperbaiki akses jalan-jalan tersebut , sehingga jika pihak perusahaan mengembangkan pola pola kemitraan akan sangat membantu tugas kepala desa dan sudah sepantasnya kami dukung ”, H.Thamrin jelaskan. (*)

Related Articles

Back to top button